Sabtu, 31 Maret 2012

Marilah Membuka Jihaad

Segala puji hanyalah bagi Allah Ajja wazalla. Yang tiada ilah yang berhaq diibadahi kecuali hanya Dia. Dia-lah yang mengutus Rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan dien yang benar agar Dia memenangkannya di atas segala agama-agama lainnya, meskipun orang musyrik membencinya. Yang hanya kepada-Nyalah kita beribadah dan hanya kepada-Nya kita akan kembali.

Sholawat dan salam senantiasa tercurahkan untuk Nabi Muhammad saw. Nabi akhirul zaman yang telah mebawa kita umatnya dari jaman kegelapan hingga jaman yang penuh dengan cahaya kenikmatan dan rahmat. Berkat kegigihan dan semangat perjuangan dakwah dan jihadnya, hingga beliau mampu menyebarkan rahmat Allah hingga menembus seluruh dunia, atas idzin Allah tabbaroka watta’alaa. Semoga kita mampu meneladani beliau dalam setiap gerak langkah dan tingkah polah kita.

Salam teriring doa keberkahan pantaslah kita persembahkan untuk para sahabat yang menyertai rosululloh dalam tiap bait perjuangannya. Merakalah yang sangat tahu bagaimana pahit getirnya menggenggam iman di bawah tekanan dan penyiksaan yang amat sangat menyiksa. Namun mereka tidak menyerah, mereka terus beriman dan mentaati perintah Allah, mereka begitu taat mengikuti setiap sunnah yang Rosululloh contohkan. Berkat cucuran keringat dan tetesan darah merekalah kita bisa merasakan nikmatnya iman dan Islam seperti sekarang ini. Semoga Allah menakdirkan kita bisa menyapa beliau-beliau di surga.

Juga tidaklah lupa kita panjatkan doa untuk para syuhada Islam yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi meninggikan dien ini. Dengan semangat jihad yang tertanam dalam keimanan mereka telah mampu memenuhi janji mereka kepada Allah. Mereka telah telah menukarkan harta dan jiwa mereka dengan surga, Subhanallah, betapa besar pengorbanan mereka untuk Islam. Tidaklah pantas kita melupakan jasa-jasa mereka yang telah berpeluhkan darah, bermandikan air mata. Semua itu mereka lakukan hanya untuk satu kata, Meninggikan kemabali kalimat Allah di bumi ini. Semoga Allah mengumpulkan kita dalam kafillah mereka. Amien…!!!

Dalam tulisan yang akan diketengahkan kali ini, insyaAllah akan mengupas permasalah jihad dan seluk beluknya. Baik tinjaunnya dari sisi fiqih, sampai posisi amalan jihad itu sendiri di sisi Syariat Islam. Lalu bagaimana pula jihad yang sesungguhnya dibenarkan aqidah Islam, aqidah para salafus sholeh dan khilafah rasyidah? Bagaimanakah jihad yang sesuai dengan minhajil rosulillah?

Mengapa jihad yang mesti kita angkat kali ini? Mungkin segores pertanyaan singkat itu menyuntuh ramah di dasar hati para pembaca semua. Ya, mengapa? Sekalia lagi pertanyaan itu ditegaskan. Maka jika kita berfikir, pertanyaan tersebut akan terjawab dengan sendirinya. Akan terjawab oleh kenyataan yang kita saksikan dengan mata kepala yang tegak berdiri. Sungguh kita akan mengetahui jawabannya.

Ya, karena pada zaman sekarang ini kata-kata jihad seperti sudah menjadi konsumsi lumrah sehari-hari. Tepatnya setelah terjadinya aksi agresi militer komunis Uni Sofiet ke negara berpenduduk Islam di Afghanistan dan Cesnya. Peristiwa itu terjadi sekitar di era akhir tahun tujuh puluhan sampai era delapan puluhan. Betapa dihancurkannya saudara-saudara muslim kita dengan penuh kebengisan. Tanpa ampun dan tiada balas kasihan. Harta mereka dirampas, rumah mereka dihancurkan, keluarga mereka dibunuh, kemudian kehormataan mereka dirampas dan diinjak-injak dihinakan. Lalu kemudian datanglah para pembela dien Allah menyambangi saudara mereka yang sedang tertindas terdzolami. Merekalah yang dinamakan mujahid dengan perbuatannya dikenal dengan nama JIHAD.

Pasti belum lekang juga dari ingatan kita bagaimana saudara-saudara kita di Bosnia Herzegovina di porakporandakan bagai tidak  memilki hak untuk hidup. Bagaimana seorang ibu Muslimah yang sedang hamil, dijadikan alat untuk taruhan. Taruhannya adalah apakah anak yang dikandungnya itu laki-laki ataukah perempuan? Perut ibu itu dibelah dalam keadaan sadar. Dengan suara riang dan gembira para aggressor itu merayakan kemenangan taruhannya dengan botol-botol bir mereka. Sementara Muslimah yang malang itu wafat dalam keadaan ditelajangi. Hati siapa yang tidak terluka menyaksikan kejadian pula tersebut? Mak lagi-lagi berbondong-bondonglah para pemuda nan gagah berani mengunjungi kawasan itu untuk menghalau para aggressor penjajah. Apalagi namanya perbuatan mereka itu jika bukan JIHAD.

Semenjak saat itulah percaturan pergerakan Islam mulai membidik sisi baru. Sisi yang pernah lama mereka tinggalkan, apalagi kalau bukan pergerakan jihad namanya. Dan semenjak itu pula, siapa pun orangnya sudah mulai sibuk dengan kalimat itu. Ada yang sibuk dengan mencurahkan segala kemampuannya untuk melakakukan perbuatan jihad itu. Namun, ada pula yang sibuk menghujat perbuatan jihad itu sendiri. Ada yang menjadikan kata jihad sebagai konsumsi publik dan kepentingan komersil. Ada pula yang mengangkatnya hanya untuk sekedar unjuk kemampuan ilmu dan eksistensi saja. Hal itu berlanjut hingga sekarang. Berlanjut hingga massa yang panjang melebih masa hidupnya seorang anak yang ada dibuaian ibunya. Ya, tiga puluh tahun lebih perbincangan masalah jihad selalu mengudara di ruang-ruang yang Allah telah tebarkan rahmat di dalamnya.

Dari realita yang kita saksikan tidaklah mungkin kita menutup mata akan pentingnya keikutsertaan kita dalam hal jihad ini. Janganlah sampai kita tergolngkan kepada yang Allah firmankan dalam Al-Quran Surat Al-‘Araf ayat 179 :

Dan Sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. mereka Itulah orang-orang yang lalai.”

Begitulah peringatan keras dari Allah azza wajalla utuk kita semua wahai kaum mu’minin. Peringatan nyata agar kita tidak tercebur ke lembah kehinaan yang abadi. Maka dari keterangan ayat di atas, patutlah kita ambil bagian menyibukan diri dalam tema jihad ini. Agar kita yang memilki hati, tidaklah mati. Agar kita yang mempunya mata tidaklah menjadi buta di sisi Allah. Agar kita yang memiliki telinga tidak menjadi tuli di sisi Allah. Dan agar kita selamat dari ancaman api neraka. Inilah betapa pentingnya kita mengangkat tema jihad ini. Kita pun mestilah ikut ambil bagian dalam forum-forum pembahasan jihad. Di pasar-pasar, di sekolah-sekolah, di kampus-kampus, di masjid-masjid, dan dimana pun kita berada, kita wajib ikut ambil bagian dalam permasalahan jihad. Kita tidak boleh menutup mata dari kenyatanyaan yang sedang kita hadapi pada zaman sekarang ini.

Seiring terus berlalunya waktu, permasalahan jihad pun menjadi suatu yang tidak lagi klasik. Mulai muncul pendapat ini dan itu. Pendapat yang satu dan lainya saling bertentangan. Ada yang yang menyatakan begini boleh dan begitu tidak boleh. Ada yang menyatakan bahwa jihad itu cukup dengan menahan hawa nafsu. Namun, ada pula yang menyatakan jihad itu haruslah berangkat berperang. Hal inilah yang mukin semakin membingungkan banyak umat pada masa sekarang ini. Banyak umat yang kehilangan pengertian dari jihad itu sendiri. Banyak yang jadi bingung akan hakikat sesungguhnya dari jihad itu sendiri. Ini semua karena satu hal, banyak perdebatan dalam masalah jihad.

Di tengah pergolakan dan perdebatan panjang masalah jihad ini. Kita harus ikut berpera aktiv menyuarakannya. Namun dalam beritndak dan berkata mestilah kita mempunyai hujjah yang kuat dan dasar yang shohih. Jangan asal ikut dan percaya pada suatu yang hal yang tidak kita ketahui asal usulnya. Karena hal itu sangat diperingatan keras oleh Allah Al-Quran.
  
dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.(Q.S Al-Isra : 36).

Keterangan ayat di ataslah yang kita jadikan landasan pentingnya kita mengkaji permasalahan jihad ini. Agar semua yang kita amalkan tidak menjadi sia-sia di sisi Allah. Semua yang kita lakukan harus kita ketahui dalil dan kedudukannya dalam Islam. Tidak boleh asal ikut dan tidak boleh asal mengamienkan saja.

Begitu pula dalam masalah jihad yang makin hari makin hangat diperbincangkan. Kita mesti pula tahu dasar-dasar ilmunya. Darimana dalil-dalilnya. Dan bagaimana pula hukum yang ada dalam Islam memandang permasalahan jihad. Semua harus dibicarakan atas dasar ilmu. Jangan hanya mengikuti kebanyakan orang, lalu kita pu ikut tunduk pada pendapat itu karena banyaknya orang yang meyakini salah satu pendapat dalam suatu perbuatan. Karena banyaknya orang yang melakukan suatu hal tidak menjamin perbuatan itu benar. Kenapa? Karena hal ini pun telah Allah larang :

dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah.” (QS. Al-An’am : 116).

Seperti itulah Allah menerangkan, bahwa betapa buruknya jika kita hanya mengikuti kebanyakan orang. Mereka hanya akan meyesatkan kita dari jalan yang benar. Jalan yang Allah ridhoi.

Dari alasan-alasan di atas tadilah saya merasa mempunyai kewaiban untuk menerangkan duduk permasalahan jihad yang sesungguhnya. Jihad yang memang di syariatkan dalam diennul Islam. InsyaAllah semua itu akan kita bahas secara tuntas dalam tulisan yang akan segera diketengahkan dihadapan para pembaca semua.

InsayaAllah bab perbab akan diurakan secara luas. Semoga Allah memeberi kelancaran pada kita dalam mengkaji lebih mendalam dalam masalah jihad ini. Dan semoga pula setelah selesai kita membahas habis urusan jihad ini menjadikan kita lebih paham. Dan tidak menjadikannya sekedar islamologi saja.

0 komentar:

Posting Komentar