Inilah fase pertama dari pejalan jihad Rasululloh dan para
sahabat. Fase ini terjadi pada periode Islam masih di Mekkah. Yaitu pada saat
islam baru saja mulai didakwahkan kepada masyarakat jahilian Mekkah dan para
pemuka musyrik Quraisy. Dalam fase ini tidak syariatkan oleh Allah untuk
berjihad dengan mengangkat senjata. Pada masa ini berjihad dengan terus menahan
diri dari berperang.
Pada fase inilah masanya berjihad dengan menggunkan lisan.
Karena pada fase ini diperintahkan untuk berjihad dengan menggunakan hujjah dan
argument yang bersumbarkan dari ayat-ayat Al-Quran. Pada masa inilah periode
menyampakan risalah Islam pada masyarakat dunia umumnya dan khususnya
masyarakat Quraisy hanya dengan menggunakan hujjah dan argumentasi saja.
Sebagaimana Allah firmanakan dalam Al-Quran :
“Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus
pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi peringatan (rasul). Maka janganlah kamu mengikuti orang-orang
kafir, dan berjihadlah terhadap mereka dengan Al Quran dengan Jihad yang
besar.” (Q.S
Al-Furqaan : 51-52).
Ibnu Qayyim mengatakan bahwa : “Firman Allah dalam surat
Al-Furqaan di atas memerintahkan berjihad dengan bersabar dan terus melawan
mereka orang-orang kafir dengan
berhujjah terhadap meraka dengan ayat-ayat Al-Quran. Karena ayat ini turun dalam
periode Makkah yang belum disyariatkan untuk berperang.”
Pada fase ini benar-benar dilarang untuk mengangkat
senjata. Bahkan ketika keluarga Yasir disiksa dengan begitu kejamnya. Tidak ada
yang rasululloh lakukan selain dari mengirmkan doa untuk keluarga Yasir.
Padahal kita pastilah semua tahu bagaimana begitu sadisnya keluarga Yasir di
siksa. Tubuh Yasir dipangang dalam besi panas di atas bara perapian yang
menyala-menyala hingga darahnya menetes pecah terbakar panas. Lalu ibu beliau
pun tidak kalah sadisnya. Ibunya diikat dua tangan dan kakinya dengan dua kuda
yang berlawanan arah. Lalu kuda itu dipukul disuruh berlari ke arah yang saling
berlawan dan saling menajauh, hingga tubuh ibunda Yasir terbelah menjadi dua
bagian.
Lalu apa yang rasululloh lakukan? Hanya bersabar dan
mengirimkan doa untuk keluarga yasir yang syahid itu. Apa karena beliau takut?
Bukan, sunguh sama sekali bukan. Beliau lakukan itu karena diperintahkan oleh
Allah :
“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman hendaklah
mereka memaafkan orang-orang yang tiada takut hari-hari Allah, karena Dia akan
membalas sesuatu kaum terhadap apa yang telah mereka kerjakan.” (Q.S Al-jatsiyah : 14).
Bahkan pada saat beberpa orang sahabat yang dipimpin oleh
Abdur Rahman Bin ‘Auf datang mengeluh kepada nabi tentang semua penyiksaan yang
mereka alami. Mereka pu berkata : “ Dahulu kami dalam keadaan mulia ketika kami
masih dalam keadaan musyrik. Lalu apakah kami harus menjadi hina setelah kami
beriman?” Nabi pun hanya menjawab :
“Aku diperintahkan untuk mema`afkan, maka janganlah kalian
mengangkat senjata!”
Kondisi ini terus beelangsung, bahka ketika peristiwa
baitul Aqobah yang kedua kondisinya pun masih sama. Umat Islam terus
diperintahkan untuk bersabar. Setelah selasai pembaitan Aqobah yang ke dua
beberpa penduduk dari Yastrib memnita izin kepada nabi untuk menyerang penduduk
Aqobah dengan pedang. Dan lagi-lagi nabi menjawab dengan kata “ Aku belum
diperintahkan untuk hal itu.”
Kemudian nabi pun membacakan ayat Al-Quran dari surat
Annisa ayat 77 :
“Tidakkah kamu perhatikan orang-orang yang dikatakan
kepada mereka: "Tahanlah tanganmu (dari berperang), dirikanlah sembahyang
dan tunaikanlah zakat!" setelah diwajibkan kepada mereka berperang,
tiba-tiba sebahagian dari mereka (golongan munafik) takut kepada manusia
(musuh), seperti takutnya kepada Allah, bahkan lebih sangat dari itu takutnya.
mereka berkata: "Ya Tuhan Kami, mengapa Engkau wajibkan berperang kepada
kami? mengapa tidak Engkau tangguhkan (kewajiban berperang) kepada Kami sampai
kepada beberapa waktu lagi?" Katakanlah: "Kesenangan di dunia ini
hanya sebentar dan akhirat itu lebih baik untuk orang-orang yang bertakwa, dan
kamu tidak akan dianiaya sedikitpun.” (Q.S An-Nisa : 77).
Inilah yang menjadi dalil bahwa dalam periode mekkah ini
dilarang untuk mengangkat senjata. Dalil ayat di atas sangat jelas bahwa kaum
muslimin diperintahkan untuk bersabar. Dan hal ini pun menjadi kesepakat para
ulama yang dinuqilkan oleh Imam Al-Qurtubi dalam kitab tafsirnya.
0 komentar:
Posting Komentar